Selasa, 13 Mei 2014

Jumat, 17 Januari 2014

Kamu Disini Saja



Kamu disini saja. Menemaniku mencari kehidupan, merencanakan kehidupan yang baru. Kehidupan antara aku dan kau, hidup kita. Berbagi kasur, berbagi bantal dan juga selimut. Menikmati malam, serta dingin yang selalu setia menyapa ketika dini dimulai.
Kamu disini saja. Memberiku semangat dengan isyarat mata dan garis senyummu yang membuatku langsung merasa baik-baik saja. Menasehatiku saat aku mulai berbelok arah atau kau rasa aku telah berubah menjadi sesuatu yang tidak lebih baik, bahkan lebih buruk.
Kamu disini saja. Temani hariku, melewati ribuan kata yang mungkin membuatku sakit hati dan merasa menyerah di tengah jalanan yang mulai berliku. Meminjamiku pundakmu yang membuatku tenang dan begitu nyaman. Lalu kau mengusap rambutku yang mulai berantakan karena tak tertata dan kebakar sinar.
Aku kangen kamu. Kangen yang mulai kurasa sangat curang. Selalu bertambah, tapi tak pernah tahu bagaimana berkurang. Setiap bangun tidur, yang kucari hanya batang hidungmu yang selalu menghembuskan nafas hangatnya ke pori-pori mukaku, atau bibir mungilmu yang dengan entah bagaimana caranya, membisikan “sayang” selalu terdengar merdu. Sampai-sampai hatiku bergetar, membuatku menyadari begitu aku mencintaimu.
Aku kangen kamu. Tiap kali makan siang datang, kamu akan bertanya dengan penuh perhatian lewat kata-kata yang ringan dan membuatku terpana. Kalau kita sempet bertemu saat itu, kamu menyisihkan waktumu yang aku tahu, kamu sangat sibuk, untuk bercanda sebentar, atau sekedar menanyakan hal sepele seperti siang ini, mau makan apa yank???
Jangan pergi. Tetaplah mendekat dengan ragaku yang mulai meletih tiap harinya, bahkan tiap detiknya. Jangan pernah menyerah dengan sikapku yang selalu egois dan merasa menang sendiri. Atau kekanak-kanakanku.
Jangan pergi. Aku ini apa, tanpamu?. Hatiku ini makan apa, kalau kamu diamkan aku?. Mata ini tak sanggup menatap tajam, tanpa kamu yang mendorong motivasiku.
Tolong ingatkan aku. Ingatkan tentang mimpi kita. Tentang kehidupan yang sedang kita perbaiki. Kehidupan yang isinya tentang cerita dan kisah klasik kita. Cerita yang membuat semua pasangan kekasih didunia akan cemburu dan merasa iri. Cerita kita yang sempurna.
Kamu disini saja. Aku kangen kamu.
#A.D.A.M.P.O part2

Jumat, 10 Januari 2014

Jika Kamu Ada

Tanpa Kamu, aku masih bisa mendengarkan lagu dan menyanyikannya tanpa kenal. Bersenang-senang sendiri meski akhirnya kelelahan.

Tanpa Kamu, aku masih bisa menikmati sebuah perjalanan yang panjang. Memandangi sawah dan gunung meski akhirnya ketiduran.

Tanpa Kamu, aku masih bisa tertawa melihat Yuk Kita Smile sampai berairmata. Sambil ngopi atau mengerjakan sesuatu di depan komputer meski akhirnya mengantuk.

Tapi mungkin, aku tidak harus berusaha terlalu keras menikmati semuanya, Jika Kamu Ada.

Tanpa Kamu, aku masih menyimpulkan senyum manis, sampai-sampai bibir kering dan minum banyak.

Tanpa Kamu, aku masih bisa tidur nyenyak sampai bangun kesiangan, karena tidurku terlalu larut.

Tanpa Kamu, aku masih bisa berlama-lamaan nongkrong di warkop, meskipun akhirnya tanpa pembicaraan berarti dengan penjualnya.

Tapi mungkin, semuanya akan mudah untuk di lalui, Jika Kamu Ada.

Jika Kamu Ada.

The Things of Jekardaaah



#1. Hal pertama yang barusan aku sadari soal Jakarta adalah bahwa kamu bisa berjalan lebih cepat di banding naik motor, angkot atau mengendarai mobil. 

#2. Jangan sekali-kali mencoba mengendarai motor sendiri, jika kamu belom mengetahui jalanan Jakarta, atau berakhir dengan kebingungan, tersesat, dan akhirnya kecapek’an.

#3. Taxi?? Ohh, itu pilihan terakhir. Dengan macet dan jalan yang sedikit ruwet, yang kau dapatkan adalah, diputer-puterkan sang sopir yang kepo.

#4. Jangan berharap bisa tidur di busway. Kecuali, kamu bisa tidur sambil berdiri dan bersiap-siap kehilangan dompet atau dompet.

#5. Kalau kalian adalah penggemar Cinta Laura Khiel atau anti Becek, Jakarta tidak menyediakan tempat yang gak becek, bahkan di angkutan umum sekalipun.

#6. Siapkan Headset ketika hendak jalan, atau mati bosan di jalan.

#7. Jaket adalah kebutuhan penting yang wajib di bawa, bisa-bisa berakhir gosong dan gak ada yang mengenalimu lagi. 

#8. Makan di pinggir jalan, bukan berarti murah. Jangan harap. Simpan dalam mimpimu saja. Hanya membuatmu menghela nafas panjang saja.

#9. Tingkat perbedaan diantara orang-orang yang benar-benar terasa. Si sipit dan si belo, gak menyatu, gak kenal, dan menimbulkan perbedaan derajat yang mereka buat sendiri. Membuatmu rindu dengan suasana desa.

#10. Jaga baik-baik kalau punya temen yang baik, atau kamu harus berusaha sangat keras untuk mendapatkan penggantinya. Apalagi dengan muka yang pas-pasan, itu sangat sulit. Maksudku, teman dalam arti sebenarnya.

#11. Di kasih harapan-harapan palsu dari perusahaan, itu sudah wajar. Jangan mengeluh, dan patah semangat. Sudah seperti trade mark-nya perusahan di Jakarta. Masih untung “perusahaan” memberitahu kalau kamu tidak lolos, atau berakhir menunggu panggilan yang tak akan kunjung dating.

#12. Menyerah berarti mati.

#13. Mulai dari si Beauty and si Beast, ngumpul disini. Berbagai macam bentuk orang, akan kalian jumpai. Jadi, jangan ngerasa paling jelek di Jakarta. Hanya membuatmu semakin tak terlihat.

#14. Waktu adalah uang. Benar banget, kalian bisa lihat ketika waktu mulai berjalan memulai hari, mereka terlihat “buru-buru”.

#15. Perfomance itu penting, sangat tidak adil tidak di terima kerja gara-gara ada keloid yang gak ada 5 cm, berada di lengan yang tertutup baju. Itu menyebalkan.

#16. Kamu akan lupa, rasa masakan rumahan yang enak.

#17. Simpan gengsimu di brangkas, dan tinggalkan jauh-jauh. Gengsi berate mati.

#18. Bermimpilah, selagi kamu bisa. Jakarta banyak pemimpi yang berakhir dengan putus asa. Jangan pernah menjadi salah satunya. Kembali ke #12.

#19. Berangkat kerja itu, pake sandal, dan kaos oblong. Atau kusut sampai kantor. Harus punya tas besar.

#20. Gak usah kaget, kalao lihat cowok yang ngalahin cewek dandannya, atau kemayunya.

Jumat, 03 Januari 2014

Membuat Panic Lawan



Gue adalah orang yang selalu gak bisa langsung percaya atau gak percaya sama apa yang orang lain katakan, walau terkadang ekspetasiku terhadap suatu pernyataan agak berlebihan dan sedikit mengada-ada. Misalnya saja, dalam suatu kasus.

Gue punya temen, Tomy. Dia temen main sewaktu gue kerja di Yogyakarta. Tomy adalah mahasiswa dari padang yang terdampar di UGM. Badannya tinggi, tegap dan agak gempal. Wajahnya penuh dengan kutil yang menyeramkan – dibaca jerawat. Kulitnya sawo matang. Ralat : sawo busuk. Yeah, sawo busuk lebih tepatnya.

Pukul 16.30-an. Gue sedang asik tidur-an dan musik-an di kamar kost yang –wow- berantakannya. Dia tiba-tiba aja masuk tanpa ketuk, dan cara yang benar buat masuk kamar orang. Yaaa, emang sih pintu dalam keadaan terbuka.

“DOOORRR.............!!!!” teriak Tomy mencoba ngagetin gue. Yang terdengar malah seperti Buts –monyet Dora The Explorer- kejepit ranselnya.

“Nape loe?????” Ekspresiku datar. Tanpa senyum, tanpa melirik. Mirip kayak J-Lo waktu komentar di Idol.

Wajahnya berubah seperti siluman rubah dengan jurus seribu bayangannya Naruto. Matanya nanar dan mulutnya penuh busa, seperti habis makan shampoo.

“NAJIS!!!” katanya sambil act meludah ke arah kiri. Matanya berputar dan ekspresinya kembali berubah “ Gue pengen makan swikee!!” lanjutnya bertubi-tubi.

“Aman” pikirku. Dia sedang tidak kanibal, sementara. Walau bisa saja, tiba-tiba dia pengen ganyang jantung gue dan memotong ginjal kiri gue lalu dijualnya buat beli swikee satu truck.

“Deket SADHAR ada warung swikee tuh.................” ahhhhh, harus cepet-cepet dialihkan pandangannya dari tubuh gue yang sexy dan gak ada dagingnya ini. Kebetulan kost gue waktu itu deket dengan kampus SADHAR “Sanata Dharma” dan lebih kebetulannya lagi, ada warung swikee di samping selatan kampus.

“Tom, bukannya swikee itu kodoxs ya????” tanya gue sedikit geli nyebutnya.

“Iya.........!!!” jawab tomy datar tanpa ekspresi.

“Apa specialnya????”

“Yahhhhhh,,,,,loe gak pernah nyobain si????? MANTAB!!!” lanjutnya sambil mengacungkan kedua jempol tangannya yang lebih mirip dengan jempol kaki gajah yang super duper bau. Keseringan buat ngupil sih. Tomy memang agak aneh, kadang-kadang dia ngupil pake jempolnya. Mungkin sewaktu gue gak tahu, dia ngupil pake sedotan lalu di masukin ke jus stawberry gue. SIAL. DAMN. Gue akan balas kelakuan yang tak senonoh itu.

“Steak swikee, gue suka, apa lagi satenya, uuhhhh mantab dah” katanya sambil merem melek. Entah sedang mencoba membayangkan atau sedang sakaw air liurnya sendiri. “enak. Enak. Enak’ lanjutnya dengan mata berkilauannya spongebob. Gue curiga bentar lagi dia nyebut patrick si rumah batu.

Secara pribadi, dengar sate kodoxs aja sudah mriding disco, geli-geli agak jijik. Gak ada dalam kamus besar bertata bahasa yang sudah terbaharuhi. Wait. Ekspetasiku mulai liar lagi. Sore-sore gini, dia bicara soal sate kodokxs, jangan-jangan dia bakal bilang sama tukang satenya

“Mas Bokir, satenya 100 tusuk, MENTAHHHH..............!!!”

BUSYET. Tomy memang badoger (istilah buat orang penggila makan) bisa saja dia tiba-tiba kerasukan setannya suzana.

Gue lihat mulutnya mulai basah, pertanda kelaparannya sudah memasuki stadium yang lebih parah. Sebelum kamar gue yang berantakan berubah menjadi berantakan dan kebanjiran, buru-buru Tomy gue suruh kewarung swikee yang gue maksud tadi, dengan alasan supaya tidak kehabisan dan keburu tutup.padahal sekarang baru pukul 5 sore, sementara tutupnya pukul 10 malam.

Dia ngibrit pamit lari terbirit-birit keluar kamar kost. Tiga kata buat Tomy “ Ha Ha Ha”. Gue tertawa besar di atas kemenangan kecilku. Sepertinya satu-satunya keahlian gue dalam mempertahankan diri adalah membuat panik lawan.

Bicara membuat panik lawan, gue jadi keinget masa-masa SMA yang suram dan penuh kutukan. Kalau di film Twilight Saga, jaman SMA adalah masa disaat Bella swan di tinggal Edward cullen check New Moon.

Gue inget persis waktu itu gue masih duduk di bangku kelas XB. Ikut andil memakan bangku sekolah SMA N Jogonalan. Jangan salahkan kita kalau tiba-tiba bangku di sekolahan habis tinggal bangku guru dan papan tulis saja. Zaman itu, gue masih cupu-cupunya –culun punya gitu dan masa kehancuran muka yang parah, walau sekarang juga masih cupu, tapi tidak separah masa SMA itu.

Gue memakai celana super ketat berwarna abu-abu dan baju putih kedodoran. Seharusnya sih gue mirip siswa SMA yang hendak belajar, dan yang terlihat, gue lebih mirip anak badut jalanan yang tersesat bingung jalan pulang ke alam nya. Atau bisa disebut badut jalanan menyamar jadi siswa. Gara-gara penampilan gue yang ekstrem itu, memang sebagian siswa agak menjauh atau sangat menjauh dan menghindari obrolan-obrolan gak penting dengan gue. Okee, gue sadar diri. Tapi sebagian lain, malah menjadikan gue sebagai tempat curahan hati mereka, entah karena muka gue yang miris dan pantas buat meluapkan kesediahan, apa dandanan gue yang membuat meraka berpikir kalau gue itu “gak emberan cin”.

Salah satu dari mereka adalan Elvita. Gadis manis dan cantik dan wangi dan imut dan unyu-unyu dan ukurannya 38. WOW, besar juga ukurannya sepatunya. (dilarang berasumsi lain). Elvita memang buka teman sekelas gue, tapi kita sering berpapasan sewaktu berangkat sekolah, istirahat, atau pulang sekolah. Biasanya kita saling memandang satu sama lain dengan efeck slow motion seperti film Holywood, kemudian dia melempar senyum manisnya. Bukan, bukan senyum manisnya, tapi senyum super manisnya. Gue berusaha menangkap lemparan senyumnya. Lalu dia dengan lantang laksana pasuka baris berbaris

“ Bie belekmu!”

Ngok. “sial!” dalam hati gue, jadi semua ini cuma tentang belek gue, bukan memperhatikan gue. Dia bicara belek pemirsah. Belek. Oh My Ghost, semoga dia dikutuk jadi istri gue. Ameen.

Hari itu Vita ngajakin ketemu setelah pulang sekolah, gue meng-iya-kan aja. Lalu dia bilang lagi dalam sms-nya

“Igt y? Kantn. Plg skul”

“Irit banget’ batin gue lalu send back pesannya yang singkat dengan balasan “Y” tanpa titik tanpa koma. Kalau dipikir-pikir, pembalasan emang selalu lebih kejam. Kalau kata Afgan Syahreza 

“Sadis”.

Waktu pulang sekolah sudah tiba, Gue sudah duduk siap mendengar cerita panjang dari Vita yang kadang gak penting, gue duduk tepat di pojokan kantin milik pak Demo. Nama yang aneh. Gimana kalau tiba-tiba ada demo kenaikan harga soto?? Pada mading sekolah akan menjadi hot news dan terpampang dengan huruf balok bercetak tebal dan dilengkapi garis bawah ::DEMO UNTUK DEMO::. Nah loh, sekarang gue jadi bingung sendiri.

Sekitar 8 menit 53 detik dan 17 persecond, (bagian ini gue ngibul, biar keliatan dramatis) Vita datang. Dia tampak kebingungan mencari keberadaan gue, tengok kanan tengok kiri sambil mengibaskan rambutnya yang gak bagus. Lalu sekilas tampak gembira menemukan setumpuk tahi lalat di pojokan kantin. (dibaca gue)

“Loe disana, gue pikir botol kecap” katanya serenyah kacang goreng.
Gue tersentak, kata-kata elvita kayak sambel ABC Super pedas. Yang bener aja, gue di samain botol kecap yang gak ada bentuk muka mana, pantat mana??? (walau kenyataannya, muka sama pantat gue hampir sama:: itu dulu. Pembelaan)

“Kenapa botol kecap, gak ada yang lebih elite apa?”

“Habis manis........kayak jacky....!!!!!!!!!” Vita senyum ke arah gue. Gue cuma tersipu, mungkin merah padam. Seneng aja ada yang sadar kalau sebenernya gue itu manis.
“yang bener Vit?????” tanyaku menegaskan.

“Iya lah, beneran, manis, mirip Jacky, tau kan????” lanjutnya sambil mainin rambutnya dengan jari telunjuknya.

“Jacky Chan??? Tau banget lah................., tapi perumpamaanmu jelek, masak gue setua Jacky Chan???”

“Ha ha ha, Jacky itu kucing di rumah gue??? Kasian amat Jacky Chan di miripin kayak lu.........”

“Goblok.......!!!!” ekspresi kagetnya robocob.

Vita ketawa kecil. Gue ikut ketawa kecil. Kita ketawa kecil. Hah, tega amat gue menertawakan diri gue sendiri. Bodo amat, yang penting bisa membuat orang lain senang.

“Kayaknya Rudi selingkuh........” air muka Vita berubah merah maroon, PLN di muka Vita lagi bangkrut mungkin. Atau efeck tertawa kecil dengan gue??

“Ha??” gue Cuma bisa melongo kayak kebo bule.

“Iya, Rudy,. Kemaren pas gue jalan bareng dia, ada telepon masuk ke nomor dia, pas gue nyuruh angkat, dia malah gak mau, pas gue tanya siapa? Dia Cuma bilang “biasa temen” gitu aja??? Bikin curiga” Vita mamandang ke arah gue “jangan-jangan dia selingkuh!!!” lanjutnya penuh kepercayaan tingkat kepala sekolah.

Miris juga ya, mengetahui pendapat bahwa gak mau angkat telepon masuk waktu kencan, malah disangka selingkuh. Bisa aja kan itu bokap Rudy yang sedang marahan. Atau bisa jadi Rudy itu teroris kelas ikan tuna, lalu yang telepon itu anggota FBI yang menyamar menjadi cewek super sexy. 

Atau yang telpon adalah orang yang sedang gak tahu jalan pulang lalu ngacak nomor dan ketemunya nomer Rudy yang malang. Semua bisa aja terjadi. Dan gak menutup kemungkinan, Rudy emang selingkuh, mirip dengan pendapat Vita. Gue yang kebingungan mau jawab gimana, Cuma bisa bilang

“Bisa jadi si???””

Vita mandangin gue dengan mata penuh harap. Gue tahu, dia berharap jawaban yang panjang. Vita suka yang panjang. Vita suka es krim. (oke, ini gak penting)

“ Ya Vit, maksud gue, bisa jadi Rudy itu selingkuh, tapi ...................”

Tuh kan, bener kata gue...............” Vita memotong pembicaraan penuh ekspresi histeris. Mungkin sebentar lagi dia bakalan bawa obor lalu upacara ngaben di lapangan futsal, sambil ngibarin bendera kuning polos.

“Tapikan belum tentu juga Vit, bisa ajakan itu beneran temen cownya yang ngajakin malam mingguan!” gue sadar, kata-kata gue agak rancu di bagian ini “ maksudnya, ngajakin futsal bareng gitu, bisa jadi kan???” buru-buru gue benerin sebelum dia ngecap gue homo kelas kelinci.

“Iya sih........” katanya “ Tapi, kalau beneran selingkuh????” Raut mukanya mengeras lagi. Kayak roti yang di oven terus telat ngangkat.

“Kita selediki aja lah!!”

‘Oke, KITA kan??”

Gue sadar, gue salah menggunakan kata kita dalam percakapan dua anak-anak SMA yang ababil itu. Gue Cuma ngangguk.

Misi penyelidikan dimulai. Malam minggu ini, Vita gue larang menerima ajakan kencan. Lalu kita selidiki, Rudy bakal kencan dengan siapa, apakah dengan selingkuhannya yang misterius itu atau dengan teman-temannya untuk foodsal bareng. (food = makan, sal = sandal, silahkan berasumsi.)
Oh iya, sekedar info saja, rudy adalah cowoknya Vita zaman itu. Rudy bukan siswa SMA N 1 Jogonalan. Rudy bukan Rudy Hadi Suwarno. Secara fisikly, Rudy adalah cowok populer bermuka ganteng badan tegap dan berkulit bersih, mungkin ddanya ditumbuhi bulu-bulu halus kayak anak kingkong. Gue si gak begitu kenal dengan Rudy, Cuma sekedar tahu, dan gak lebih.

Gue masih gak habis fikir, gimana jadinya kalau Rudy emang beran selingkuh, kalau Rudy gak main sama temen-temen futsal, tapi main sama temen cewek lainnya. Gimana kalau Rudy hamil.

Gue ngangkat telepon dan memencet nomor yang gue tahu itu milik Vita.

“Halo, Bie! Gimana?” suara Vita diseberang sana.

“Ya Vit, lu dah jalan belom?” hari itu buat penyelidikan awal, kita janjian di deket kolam renang deket perumahan tempat Rudy tinggal. Kebetulan rumah Rudy deket dengan rumah temen gue, Witri. 
Dan gue sudah buat janji sama Witri, gue bakalan datang kerumahnya malam minggu ini.

“Iya Bie, nie gue udah mau OTW! Dia menarik nafas dalam-dalam.gue sampe bisa mendengarnya dengan jelas dari seberang telepon. Lalu dia berkata ‘ Gue sebenernya belom siap buat kehilangan Rudy, Bie!!!”

Nah lu, gue mikir sejenak. Kayaknya gue salah besar kalau nyuruh dia menyelidiki hal semacam ini. Gue juga gak seharusnya ikut campur dalam urusandia dengan Rudy. Gue seharusnya nonton Spongebobs>

“Rudy kan belom tentu selingkuh Vit? Tenang aja, semua ada jalannya.!” Jawab gue lebih lembut dari biasanya.

Seperti yang sudah di rencanakan, gue dan Elvita datang kerumah Witri, yang waktu itu sedang mendapat kunjungan dari kekasihnya. Tapi gue rasa, ini gak masalah. Witri dan Vita gak saling kenal. Ini adalah kali pertamanya pertemuan mereka. Witri juga gak tahu kalau Vita ceweknya Rudy.

“Kak, ini ceweknya??” Celetuk Witri yang kelihatan polos tanpa dosa.

“Bukan dek, dia cewek waras dek.!!!”

“Alhamdulillah..........!!!” Jawabannya sedikit membingungkan.

“??” Gue hanya melongo, mencoba mencari tahu apa yang dimaksud Witri dengan perkataan seperti tadi. Tapi gagal.

“Iya, Alhamdilillah, berarti kan dunia belom mau kiamat!” dia menahan tawanya” kalau yang cantik, sudah melirik yang kayak kakak, ini dunia sudah rapuh”

“Maksudnya, seperti kakak???” gue lagi-lagi melongo besar. Gue tahu, mereka bertiga sedang menahan tawa dan akhirnya meledak.

Gue gak paham dimana letak lucunya. Seperti gue?? Bahkan sampe sekarang juga masih gak tahu apa maksudnya.

Setelah sekian lama saling mengobrol, Rudy keluar rumah, bareng dengan seorang cewek. Sekali lagi seorang cewek. One more time. Rudy cewek. Vita kelihatan shock, dia menepuk-nepuk bahu gue, yang kurasakan dia sedang memegang palu raksasa lalu dipukul-pukulin ke pundak gue. Sebentar lagi gue pingsan.

Rudy kelihatan asik ngobrol dengan cewek itu. Perawakannya tinggi langsing dan cantik. Rambut lurus sebahu hitam kelam. Mirip model shampoo. Gue lirik lagi ke arah Vita, dia tampak serius mandangin ke arah Rudy. Entah kenapa, tiba-tiba Witri teriak histeris.

“Rudy, sini!”

Anjritt. Ini masalah. Sumpah ini masalah besar. Gue harus cepet-cepet kabur. Ingin rasanya gue buru-buru stop peasawat latihan TNI yang terbang diatas rumah, lalu pergi ke kutub utara. Tapi kayaknya gak mungkin, telat.

“Vita, Biant?” Rudy shock. Gue shock. Vita shock. Pilot pesawat latihan TNI shock dan boy band korea shock. “kalian” dia mengacungkan telunjuknya dan kelihatan serius.

“Menang!” kata gue sambil mengacungkan jempol ke arah Rudy, mencoba mencairkan suasana. Tapi gagal total.

Vita menatap nanar kearah Rudy. Dari matanya keluar bola-bola api. Matanya kebakaran mungkin dalam waktu dekat, dia akan berdiri lalu pasang kuda-kuda dan teriak “HA ME HA ME” dia berukan menjadi Ghoku.

“Siapa wanita itu?” Vita menunjuk ke arah wanita tadi berdiri, walau sekarang sudah gak ada. Mungkin wanita tadi adalah hantu dan akan muncul tiba-tiba dari pesawat latihan TNI sambil tertawa 
“KIKIKIKI”

“Siapa?” wajah Rudy memerah padam.

“Yang tadi?” Vita mulai ngotot. Gue, Witri dan kekasihnya yang gue lupa namanya, Cuma bisa duduk diam. Kenapa waktu itu, gue gak taruhan aja ya?? Oh iya, itu dilarang Bang Haji Rhoma Irama. Terlalu.

“Tadi???? Itu mama!” Gue shock. Vita shock dan oke cukup, gak ada pilot pesawat latiham TNI lagi.

“Jadi, tadi..........mamamu??” tanya Vita keliatan Inocent. Oh Vita yang malang, sama calon mertua aja gak tahu, gak kenal, gimana bisa sayang??. Oke. Sementara gue nganggep Vita Freak.
Rudy mengangguk. Matanya melirik ke arah gue, gue jadi salah tingkah. Gak tah harus berbuat apa?

Gak tahu gue harus menceritakan kejadian memalukan ini apa gak?? Tapi yang terjadi selanjutnya adalah Rudy menendang kursi gue dan gue –GUBRAKKKK- ke lantai. Dan disaat ini pulalah gue mengeluarkan jurus “membuat panik lawan”. Gue pura-pura pingsan. Entah kenapa juga gue pura-pura pingsan. Gue bisa aja pura-pura amnesia sementara dan lalu berkata “kalian siapa? Saya siapa? Dimana celana dalam saya?” atau pura-pura Schizoprenia dan bilang, mungkin kepribadian gue yang lain yang melakukan.

Vita shock. Rudy shock. Witri dan kekasihnya pacaran, apakah mereka shock?? Tunggu di episode berikutnya. Vita mendekati gue, menepuk-nepuk pipi. Gue sie berharap, bakal ada adegan kayak di film-film gitu, memberi nafas buatan.

Rudy hendak menggendong gue, entah kenapa saat dia nyentuh tubuh gue, seperti ada setrum yang kuat. Mungkinkah dia anggota X-men, atau anggota Teletubies sedang pegang setrum??

Dan setelah itu yang terjadi gue teriak histeris kayak cheer leader nginjek tahi kebo. “eesssssss” bingung juga gue, kenapa gue teriak “es” mungkin mau bilang “sorry” atau strum atau selangkangan, gue gak tahu. Setelah itu, gue, Rudy, Vita, Witri dan kekasihnya yang gue masih lupa namanya, sudah berada di warung es kelapa muda lengkap dengan semangkuk bakso super hot. Bingung juga sie, setelah hendak berantem macam bruce lee dan gue tergeletak pingsan, walau Cuma bohongan, sekarang dia malah mentraktir gue makan. Kayaknya jurus membuat panik lawan itu berhasil 100%.
Satu pelajaran yang bisa gue ambil dari kejadian ini adalah berprasangka buruk sama orang itu hanya akan berakhir buruk pada diri kita sendiri. Bukankah lebih baik kita mencari tahu dahulu kebenarannya. Belom tentu yang kita pikirkan bener semuakan??

Dalam kasus ini, gue tetep nyalahin Rudy. Seharusnyakan dia tidak langsung main kaki begitu saja, berbijaksana menanyakan apa yang terjadi terlabih dahulu. Itu semestinya. Walau sekarang gue udah maafin dia. Terimakasih buat es kelapa dan semangkuk bakso yang gue masih inget rasanya. Gue juga masih inget, lo bilang ke gue “Maaf ya BII, tadi emosi?” dan mukamu menunjukan penyesalan. Gue tahu, loe bener-bener nyesel. Makanya gue sebagai umat manusia yang berpancasila dan ber-UUD- 45 dan hampir cakep ini, memaafkan loe. Rudy.

Kamis, 02 Januari 2014

A.D.A.M.P.O

Dalam masa puberitas yang pada umumnya, meledak ketika berumur 18-25 tahun, atau kadang-kadang bisa di bawahnya dan di atasnya, seseorang akan 'mencari lawan" yang dia gak begitu peduli soal type. bahkan kualitas di kesampingkan.

Sebut saja namanya "Coklat Vanilla" dengan inisial DMO. Gue jamin, ketika loe loe pada ngelihatnya, loe bakal tertarik. Sayangnya, dia ini seperti punya seribu muka alias jago acting gitu. Kalau kalian lagi beruntung, dia akan bersikap ramah tamah, seramah-ramahnya orang, berbaik hati, dan menunjukan pribadinya yang super duper nyenengin, pokoknya, gak bakalan bosen dengerin dia berceloteh apapun. Ketika dia berbicara, seakan-akan sedang melihat teatrikal drama gitu. Begitu hidup dan penuh dengan ekspresi yang benar-benar menunjukan situasi dalam ceritanya. Selain itu, tatapan matanya, memancarkan seberkas sinar entah apa namanya, yang buat loe masuk dalam limbonya dia. Terperangkap, dan terbuai oleh kata-kata yang ringan, tapi pas buat didengar.

Tapi, kalau moodnya lagi hilang, atau loe bukan orang yang dia sukai, ni orang berubah menjadi orang yang amat sangat ngeselin. Gue juga baru sadar beberapa hari yang lalu, waktu dia ketemu sama temen gue di salah satu mall pinggiran di jakarta selatan. Mimiknya, ibarat Rosalie Cullen terhadap Bella Swan, dalam hal ini, waktu pertama kali Bella datang ke rumah Cullen.

Coklat Vanilla itu, sedikit arab, gak tahu pasti dia ni keturunan arab atau bukan, tapi kalau dilihat dari bentuk muka dan garis rahangnya, emang agak mirip kayang orang arab. Buat gue, dia yang terindah saat ini, gue harap si, bisa untuk dalam waktu yang lama, kalau untuk waktu selamanya, ahhh, belom kepikiran. ahahaha. Maklum, masih dalam periode, puberitas tahap 3.

Gue ma dia, belom begitu lama juga kenalnya, tapi gue di buatnya melayang setiap ketemu. Ada perasaan puas, bisa melihatnya lagi. Namanya juga, jatuh cinta. Semisal, waktu pertama kali ke jakarta, cuma gegara tanpa planning yang matang, gue harus naik bus semaleman kerana kehabisan tiket pesawat atau kereta, maklum musim liburan. Pas sampe di jakarta, badan rasanya mengalami 5L seketika, bener2 kehilangan energi. Bahkan gue bisa menyadari, garis senyum gue hilang. Tapi, pas lihat dia turun dari mobil warna birunya, rasanya sehat kembali merasuki peredaran darah gue, otot kembali kuat, dan senyum kembali gue pasang di muka pas-pas-an ini.

Dia, si Coklat Vanilla ini, ibarat bidadari yang di kirim buat jadi dokter pribadi. Belom d sentuh aja, gue udah sehat, klepek-klepek dan terpesona lagi, kayak pertama kali ketemu gitu. Ada perasaan lega, dan puas. Kayak, beban yang baru aja di tanggung hilang melayang gitu aja. Ibarat orang rematik atau encok, lihat dia tuh, langsung sembuh. Mungkin juga, ini ni yang anak-anak Alay sebut dengan kekuatan cinta.

"Yank, pelis deh, aku lagi nyetir.... Ntar ya...?" Katanya, lembut, dengan intonasi manja. Makin gregetan aja. Gak sabar buat membuat cerita di atas ranjang bareng ni anak. Yang gue gak abis pikir, ada perasaan dag dig dug, seperti pertama kali ketemu ni Coklat Vanilla. Aduhhhhh, gue bener-bener jatuh cinta.

LOVE YOU. YOU N ME. WE ARE A.D.A.M.P.O

Rabu, 01 Januari 2014

Berawal dari "A"

Ada saatnya seorang pemikir, membutuhkan waktunya yang
bisa di bilangpadat, membuat rencana buat rekreasi. Semacam refreshing dan mencari udara segar. Dalam hal ini, termasuk cuci mata. Menengok ke-arah-publik, dan memasang mata keranjang ke publik yang secara universal di sebut
beautiful.

Ngomongin seorang yang beautiful, gua pernah ketemu sama orang yang secara
fisik gak pantas di sebut beautiful. Sebut saja namanya -Power Bankdengan inisial RM.

Dia seorang yang
biasa, tapi dengan isyarat mata yang mengintimidasi membuatku merasa tidak nyaman, bahkan merasa gusar untuk berdekatan dengannya, walau hanya beberapa detik. Selain itu, garis senyum yang mengernyit seakan memberikan penilaian "sinis" akan sesuatu. Di tambah, kulitan yang coklat ke-emas-an, yang membuatku, bener-bener jatuh dalam "Lubang Hitam-nya" dan terperangkap di "luar angkasa" dalam waktu yang lama. Dan bagian yang menyakitkan, semuanya di kemas dalam bentuk dan sosok yang membuatku "Terpesona".

Hahhhh, pikiran nakalku berkiliaran di sekitar bibir mungilnya yang merah muda tanpa pulas disana. Membayangkan, saat aku menggigit, tepat di bagian tengah dari bibir atasnya, dan tanganku berada tepat di bagian yang -dia-inginkan.

"Anak baru ya??? Sejak kapan kost disini??" kata Power Bank, dengan gaya songongnya tapi masih terlihat menawan. Bibirnya terlihat lebih
seksidari sebelumnya, dan itu membuatku bener-bener terangsang.

Aku mengambil bantal dan menaruh tepat diatas celanaku, untuk menunjukan perubahan fisik. Sepertinya dia menyadari. Wait, gue bukan seorang -Sex-Oriented ya.

"iya....!!" Jawabku sok dingin, dan kuharap terlihat
biasa, dalam artian, tidak terlihat ekspresiku yang terpesona dengannya. "Bian". Lanjutku sembari mengulurkan tanganku kearahnya. dengan posisi, berdiri dari kasur, dan masih mempertahankan keberadaan sang bantal di tempatnya.

"Power Bank" mangambil tanganku, dan sekali lagi, celanaku terasa sesak dan sakit disekitarnya. Buru-buru ku tarik tanganku, sambil memberi senyuman kecil kepadanya. Berharap dia tak menyadari kelakuan memalukan yang barusan terjadi.

Astaga......Bagaimana mungkin, dia membuatku terangsang hanya gara-gara menyentuh bagian tangannya. Seorang saya tertarik dengan "Power Bank" yang baru sekitar 2 menit yang lalu aku melihatnya. Rasanya, ada perasaan
tidak-warassedang mendarat di otak sebelah kanan, dan menyerang sistim-sistim peredaran darah sehingga menimbulkan efeck "mengeras" di bagian pusat dari tubuh seorang pria.

Aku membuat beberancana, untuk
lebih-dekatdengan si "Power Bank", mulai sekedar, ngorol di depan kamar, nonton DVD bareng, atau bahkan makan malam sampai jalan-jalan gak jelas. Semuanya aku bener-bener menikmati, walau dalam keadaan tertentu, aku membuat pengalihan pandangannya kearah celanaku. kalau dia menyadarinya, ini sungguh-sungguh memalukan.

Singkat cerita, 2 bulan berlalu, dan aku berhasil menaklukkan seorang "Power Bank". Jatuh kepelukan dada bidangku yang gak begitu bidang. hah. Berpacaran dengannya, seperti mendapat bintang jatuh dan keinginan terbesar terpacai pada waktu bersamaan. Aku merasa terbang melayang melintasi "Garuda - atao bahkan -Emiret"

Saat ini, si "Power Bank' memiliki seorang anak yang bisa di bilang lucu, dan "charming". Ohh, Andai saja aku ikut andil dalam menyumbang benih. Dia menikah dengan orang lain pilihan keluarganya, atau mungkin juga pilihannya. Dan menyisakan perasaan yang aku tak tahu namanya.

Sekian

Tentang Seorang Bian.

• Tentang diri saya:

Saya adalah anak bapak ibu saya,saya terlahir normal di rumah, gak da siapa2 kecuali bibi ku.kata ibu aku ganteng saat lahir,tapi mungkin karena radikal bebas,global warming,dan radiasi bom nuklir,jadilah sekarang saya yang kurang ganteng..<br> tapi sampe sekarang saya selalu berterima kasih pada ayah ibu,yang rela capek-capek tengah malam demi untuk membuat diriku..sungguh luar biasa mereka,ailapyu mom,dad,,<br>
Saat saya kecil,saya sering sekali berkelahi dengan teman TK saya.padahal masalahnya sepele sekali(saya mipisin teman saya),seiring dengan berkembangnya anggota tubuh,sekarang saya tak pernah lagi mipisin teman2 saya.<br>
Saat SD saya suka sekali maen basket,akan tetapi karena beberapa trauma yang saya alami tentang basket(titit saya kena bola basket),akhirnya saya mundur dari dunia basket jahanam itu.masih SD juga,saya sering mendapatkan nilai bagus di sekolah,karena saya RAJIN nyontek& ngerpek..suatu saat saya pernah ketauan nyontek dan d seterap oleh pak guru(AKU TAKKAN MELUPAKAN TINDAKAN BIADAPMU)..
Saat SMP saya masuk smp,tempat dimana aku di tolak ribuan wanita..maklum,karena saat itu efek radikal bebas pada tubuhku sedang tinggi-tingginya,ato bahasa yang lebih halusnya belum ganteng..di SMP itulah saya mulai maen band,menggebrak musik dunia,menghancurkan panggung2 yang ada di dunia,sampe ikut merapikan panggung..masih SMP,,dengan tinggi 165an dan berat 65 saya sangat sulit mendapatkan pacar,setiap saya melihat cewek cantik,mereka selalu meMALINGkan muka(mukanya di kasihkan maling..)<br> tapi saya tak pernah berkecil hati,saya selalu berpendapat bahwa mereka(cewek cantik)belum bisa melihat aura& ;innerbeauty saya..hhhmmm..<br>
saat SMA,saya di minta SMAN1 Jogonalan untuk belajar disana"ya nggak mungkinlah"hehe,,saya masuk kelas x1(tempat para begundal,preman,sampah masyarakat,sampe bidadari berkumpul).saat SMA saya mulai mengenal foodsal(makan sandal)"TULISANNYA BUKAN GITU MAS!!!",FUTSAL MAKSUDNYA,,sminggu sekali saya pasti futsal bersama rekan2 kelas,disanalah ketajaman saya sebagai striker merangkap anak gawang terasah..dalam 2 kali 30 menit saya mampu mencetak 18 GOL kegawang sendiri,dan hampir mencetak GOL ke gawang lawan..ckckck...<br> saat SMAlah saya mulai ngerokok,itu karena dihasut oleh rekan2 jahanam.<br> saat SMA saya mulai punya pacar(sampek sekarang udah 5xdan putus 14 x, di tolak mentah2 200 x lebih..di tahun saya lulus,SMA di kotaku mendapat nilai rata2 tertinggi akupun ikut andil dalam hal ini(menjadi server contekan).,sampe akhirnya saya  menggeluti dan menikmati pekerjaan yang saya pilih samapi sekarang .banyak orang mengatakan bahwa saya mempunyai banyak talenta(tidur,makan,eek,ngerokok,tidur lagi,makan lagi,eek lagi,ngerokok lagi,dan seterusnya)sungguh banyak bukan talentaku..??<br>
Prinsip HIDUPku adalah:<br> -cukup diem dan membuat rencana buat balas dendam.